PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI BAKTERI
5.1 Pendahuluan
Pertumbuhan bakteri merupakan suatu
proses yang terus berubah menurut waktu. Bakteri merupakan kelompok
mikroorganisme yang sangat omnivor. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup bakteri
sangat tergantung pada kemampuan bakteri tersebut dalam memindahkan bahan
makananyang berada di sekitarnya ke dalam sitoplasma.
Dengan mempelajari
materi ini diharapkan Mahasiswa mampu memahami tentang cara perkembangbiakan
bakteri, pertumbuhan dan perhitungan jumlah bakteri. Melalui materi ini kita
punya wawasan tentang perbanyakan jumlah bakteri.
Materi pertumbuhan
dan reproduksi bakteri menguraikan tentang macam-macam reproduksi bakteri,
pertumbuhan bakteri termasuk fase-fase pertumbuhan, juga menguraikan tentang
pengukuran pertumbuhan bakteri meliputi
pengukuran jumlah sel dan pengukuran massa
sel.
Kompetensi dasar :
Mahasiswa mampu memahami pertumbuhan dan reproduksi bakteri.
Indikator :
1. Mahasiswa mampu
menjelaskan reproduksi bakteri
2. Mahasiswa mampu
menjelaskan pertumbuhan bakteri
3. Mahasiswa mampu
menjelaskan pengukuran pertumbuhan bakteri
5. 2 MATERI
1. Reproduksi Bakteri
Reproduksi bakteri
dapat berlangsung secara aseksual maupun secara seksual. Reproduksi secara
aseksual adalah : pembelahan, pembentukan tunas atau cabang dan pembentukan
filamen.
Pembelahan :
Umumnya bakteri
berkembang biak secara amitosis dengan membelah
menjadi 2 bagian (binary division). Waktu diantara 2 pembelahan disebut generation time yang berlainan untuk
setiap jenis bakteri, dan bervariasi
antara 20 menit sampai 15 jam. Contohnya Mycobacterium tuberculosis
mempunyai generation time lama yaitu 15 jam
Pembentukan tunas/cabang :
Bakteri membentuk tunas yang akan melepaskan diri membentuk bakteri
baru. Reproduksi dengan pembentukan cabang didahului dengan pembentukan tunas
yang tumbuh menjadi cabang dan akhirnya melepaskan diri, contohnya bakteri
famili Streptomycetaceae.
Pembentukan filamen :
Pada pembentukan
filamen, sel mengeluarkan serabut panjang sebagai filamen yang tidak bercabang.
Bahan kromosom kemudian masuk ke dalam filamen, kemudian filamen terputus-putus
menjadi beberapa bagian. Tiap bagian filamen membentuk bakteri baru.
Reproduksi secara seksual
Pembelahan bakteri
didahului dengan peleburan bahan kromosom dari 2 bakteri, kemudian menjadi
sel-sel bakteri yang mempunyai sifat-sifat dari kedua sel induknya. Reproduksi
seperti ini hanya terjadi antara bakteri-bakteri sejenis dari suatu famili,
misalnya Enterobacteriaceae, antara Escherichia coli dengan Shigella
dysenteriae, antara Escherichia coli dengan Salmonella typhosa
2. Pertumbuhan bakteri :
Bila bakteri diisolasi
dalam perbenihan yang sesuai dan pada waktu-waktu tertentu dilihat
jumlah bakteri yang hidup, maka dapat
dilihat suatu grafik yang dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu :
1.
Fase penyesuain diri (lag phase)
Waktu penyesuaian ini umumnya berlangsung selam 2 jam.
Bakteri belum berkembang biak pada fase ini, tetapi aktivitas metabolismenya
sangat tinggi. Fase ini merupakan
persiapan fase berikutnya.
Fase penyesuaian merupakan periode laten dari bakteri yang
diinokulasi pada media perbenihan yang sesuai atau waktu yang diperlukan untuk
adaptai terhadap lingkungan yang baru. Rentang waktu fase penyesuaian tergantung
dari fase pertumbuhan bakteri saat dipindahkan untuk diinokulasi dan tergantung
pula pada adanya bahan toksis atau bahan yang dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri, misalnya bahan
kimiawi atau antibiotika. Pada fase ini terjadi beberapa keadaan, yaitu :
-
peningkatan ukuran sel
-
peningkatan sintesis
protoplasma
-
peningkatan aktivitas
metabolisme dan kepekaan terhadap bahan fisis dan kimia termasuk obat-obatan
-
peningkatan asam ribonukleat,
yang sangat penting peranannya dalam sintesis protein. Oleh karena itu, fae ini
sering disebut rejuvenecence phase.
Pada fase penyesuaian ini, belum terjadi petumbuhan dan
perkembangbiakan.
2.
Fase pembelahan (logaritmik
phase/exponential phase)
Bakteri berkembang biak dengan berlipat dua, jumlah bakteri meningkat secara eksponensial.
Kebanyakan bakteri fase ini berlangsung 18-24 jam. Pada pertengahan fase ini
pertumbuhan bakteri sangat ideal, pembelahan terjadi secara teratur, semua
bahan dalam sel berada dalam keadaan seimbang (balanced growth)
3.
Fase stasioner (Stationary
phase)
Meningkatnya jumlah bakteri mengkibatkan meningkatnya
hasil metabolisme yang toksis bagi bakteri. Bakteri mulai ada yang mati dan
pembelahannya terhambat. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri
mencapai titik terendah atau boleh dikatakan nol. Hal ini disebabkan kondisi
lingkungan telah berubah dan tidak
menguntungkan bagi pertumbuhan maupun perkembangbikan bakteri, dimana nutrisi telah habis dan
terjadi penumpukan hasil metabolit yang bersifat toksis. Jumlah sel bakteri
yang hidup tampak konstan, hal ini terjadi karena jumlah sel yang baru
terbentuk seimbang dengan jumlah sel yang mati. Panjang fase ini bervariasi,
misalnya sel pembentuk spora mungkin tetap hidup (viable) untuk waktu yang
lama.
4.
Fase kemunduran/penurunan (period of decline)
Pada fase ini, terjadi peningkatan kematian sel bakteri
sehingga terjadi penurunan populasi bakteri. Kecepatan pertumbuhan bakteri
menjadi negatif. Sedikit sekali bakteri yang hidup dan sel bakteri yang masih
hidup menggunakan bahan yang dikeluarkan oleh sel bakteri yang mati.
3. Pengukuran Pertumbuhan Bakteri
Untuk mengukur pertumbuhan bakteri, biasanya digunakan dua jenis
parameter, yaitu:
- Peningkatan massa sel
- Peningkatan jumlah sel bakteri.
Di antara ke dua cara tersebut tidak terdapat hubungan
yang tetap. Belum didapatkan suatu cara tunggal yang dapat menggambarkan
bersama-sama dari kedua parameter di atas.
a. Pengukuran massa
sel (bacterial density)
Yang dimaksud adalah pengukuran berat kering sel (protoplasma total)
per unit volume biakan (culture). Namun demikian, untuk menentukan
susunan secara langsung berat kering sel sulit. Yang sering digunakan untuk
mengetahui massa
sel adalah dengan pengukuran tidak langsung, yaitu dengan melakukan hal-hal
berikut ini.
- Penentuan kekeruhan (turbidity). Bakteri ditanam pada media perbenihan cair (broth culture) dan kekeruhan bakteri ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer atau kolorimeter. Selain itu, dapat juga diukur dengan skala Mc. Farland, yaitu menggunakan pedoman kekeruhan dari larutan BaSO4 1%.Cara ini digunakan misalnya pada cara evaluasi efek obat-obatan (antibiotika) terhadap bakteri yang sedang tumbuh pada media perbenihan cair.
- Cara lain
Pengukuran nitrogen content, yaitu pengukuran volume
sesudah dilakukan sentrifugasi. Cara ini digunakan apabila dengan cara turbidity
didapatkan kesukaran, misalnya
karena terdapat penggumpalan sel atau penyerapan cahaya dari adanya material
berwarna.
Pengukuram massa sel digunakan untuk
pengukuran yang berkaitan dengan sifat biokimia, fisiologi dan nutrisi dari
bakteri.
b. Pengukuran jumlah sel (cell concentration)
Pengukuran jumlah sel adalah pengukuran dalam jumlah per unit volume
biakan yang dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung.
- Cara langsung (total direct count), yang dihitung adalah jumlah total dari sel bakteri, baik yang hidup mapun yang mati dengan menggunakan:
- Kamar penghitung khusus (petrof haser) yang prinsip dasarnya seperti hemositometer dan sel dihitung di bawah mikroskop.
- Electronic particle analyzer, yaitu alat penghitung yang dapat mengukur distribusi ukuran dan jumlah sel bakteri dalam suspensi.
- Cara tidak langsung (indirect viable count). Cara ini digunakan untuk menghitung sel yang hidup. Populasi bakteri yang akan dihitung diencerkan terlebih dahulu dengan bahan non toksis. Kemudian dilakukan penanaman sample pada piring petri. Koloni yang tumbuh dihitung dan dianggap satu koloni berasal dari satu sel induk bakteri. Koloni bakteri yang dihitung adalah dipilih dari piring petri yang tidak terlalu rapat dan tidak terlalu sedikit, biasanyan dipilih 30–300 koloni.
5.3 Rangkuman
-
Pengukuran bakteri ada 2 cara
yaitu cara langsung dan cara tidak langsung
-
Pertumbuhan bakteri terdiri
dari 4 fase yaitu fae penyesuaian, fase pembelahan, fase stasioner dan fase
penurunan
-
Pengukuran pertumbuhan bakteri
menggunakan 2 parameter yaitu peningkatan masa sel dan peningkatan jumlah sel
bakteri
5.4 Latihan
1.
Jelaskan reproduksi bakteri
secara aseksual
2.
Jelaskan mengapa terjadi
kematian bakteri pada fase penurunan
3.
Jelaskan 2 parameter pengukuran
bakteri
5.5 Rujukan
-
Dwidjoseputro,D. 2003.
Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Jakarta.
-
Jawetz, Melnick dan Adelberg.
1996. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit
Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
-
Tim Mikrobiologi UI. 1994.
Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara. Jakarta
-
Tim Mikrobiologi FK Unibraw.
2003. Bakteriologi Klinik. Bayumedia
Publishing. Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar